Jelang Pemindahan Ibu Kota Ke IKN, BPK XIV Ingatkan Budaya Kaltim Harus Tetap Dijaga

oleh -245 Dilihat
oleh
Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) terlihat dari Istana Garuda Ibu Kota Nusantara (IKN)
banner 468x60

NUSANTARA – Menjaga budaya sangat penting menjelang berpindahnya Ibu Kota Negara dari Jakarta ke Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur (Kaltim). Balai Pelestarian dan Kebudayaan (BPK) XIV Kalimantan Timur-Kalimantan Utara Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia Lestari menekankan hal itu, di Balikpapan, Rabu (13/11/2024).

“Nantinya banyak orang akan datang ke sini, maka penting menjaga kebudayaan ini agar tidak punah dengan memperkuat etnis identitas budaya lokal,” ujar Tari, sapaan akrab Lestari.

banner 336x280

Menurut Tari, kebudayaan itu luas sekali, tidak hanya tentang kesenian tapi ada banyak yang menjadi obyek dalam kebudayaan. Kepada komunitas penyandang disabilitas, Tari mengungkapkan, Indonesia telah memiliki Undang-Undang (UU) Nomor 5 tahun 2017 tentang Kemajuan Kebudayaan.

Tujuan dari UU tersebut adalah untuk melestarikan dan memajukan budaya agar kebudayaan bisa tetap ada di Bumi Nusantara. Melestarikan budaya bukan hanya tugas pemerintah, melainkan tanggung jawab semua orang, seluruh lapisan masyarakat. Tari mengemukakan, ada sejumlah hal yang bisa dilakukan dalam melindungi kebudayaan. Pertama, perlindungan dalam arti menginventarisasi budaya.

“Misal kita memiliki tarian apa saja, kemudian upacara adat dan lain sebagainya, tujuannya agar budaya itu aman dari mereka yang ingin mengeklaim budaya tersebut,” ungkapnya.

Dalam hal perlindungan, budaya juga harus dipelihara. Caranya dengan melestarikan budaya yang semua orang bisa melakukannya termasuk komunitas penyandang disabilitas.

“Jangan sampai hilang dan dilupakan, kemudian yang hampir punah itu diselamatkan,” tegas Tari.

Kemudian yang kedua adalah pengembangan budaya dengan menghidupkan ekosistem kebudayaan serta memperkaya dan menyebarluaskan kebudayaan. Dia mencontohkan, bila keluar dari Kaltim tetap memperkenalkan entitas budaya Kaltim, agar orang luar Kaltim mengenal budaya tersebut.

“Yang ketiga adalah pemanfaatan budaya, dalam arti bisa memberikan manfaat bagi kita,” ujarnya.

Kemudian yang terakhir adalah pembinaan yang merupakan tugas pemerintah untuk membina manusia agar bisa mengikuti atau melaksanakan pemajuan kebudayaan.

“Salah satu hasil binaan itu memiliki sertifikat. Penari bisa dikatakan penari bila memiliki sertifikat,” paparnya.

Dalam kesempatan itu, Tari juga menjelaskan, kebudayaan memiliki dua kategori yaitu benda dan tak benda.

“Untuk benda, contohnya meriam jepang. Sementara tak benda itu adalah perbuatan yang masuk dalam pemikiran, dalam identitas ideologi, mitologi, ungkapan tradisional dalam bentuk suara gerak maupun gagasan,” tuntas Tari.

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.