Balikpapan – Geliat pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kaltim menjadi magnet baru bagi para investor.
Menyikapi hal ini, Pemkot Balikpapan secara aktif memosisikan diri sebagai pintu gerbang sekaligus penopang utama IKN dengan menawarkan tujuh sektor strategis investasi.
Dalam hal ini, Wakil Wali Kota Balikpapan Bagus Susetyo menyampaikan bahwa kota ini memiliki peran penting dan strategis di tengah transformasi besar yang sedang terjadi di Kalimantan Timur.
Oleh karena itu, pemerintah kota membuka selebar-lebarnya peluang investasi, tidak hanya untuk mendukung pertumbuhan Balikpapan, tapi juga menopang kebutuhan kawasan IKN yang kian meningkat.
“Tujuh sektor ini kami siapkan agar para investor punya banyak pilihan. Mulai dari kawasan industri, perumahan, hingga infrastruktur vital seperti air bersih dan pengelolaan limbah. Semua punya potensi besar,” ungkap Bagus saat menghadiri peringatan HUT ke-53 Real Estat Indonesia (REI) di Balikpapan.
Tujuh sektor yang ditawarkan mencakup Kawasan Industri Kariangau, pengembangan pesisir, permukiman dan perumahan, hotel dan fasilitas MICE, sistem penyediaan air minum, pengelolaan limbah, serta sektor pariwisata.
Di antara itu, sektor air bersih menjadi sorotan khusus karena Balikpapan masih kekurangan pasokan sekitar 1.000 liter per detik. “Ini jadi peluang besar buat investor yang mau terjun untuk sektor ini,” sebut Bagus.
Pengelolaan sampah juga menjadi fokus, mengingat keterbatasan lahan di TPA Manggar. Bagus berharap ada investor yang bisa membangun fasilitas insinerator modern. “Hasil pembakarannya bahkan bisa dimanfaatkan jadi energi terbarukan,” jelasnya.
Potensi lain yang menjanjikan datang dari sektor pariwisata. Pada 2024, Balikpapan mencatat hampir 3 juta kunjungan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.
Meski tingkat okupansi hotel masih rendah (37,46 persen) dan lama tinggal hanya 1,2 hari, pemerintah daerah melihat ini sebagai peluang besar untuk investasi fasilitas wisata dan akomodasi.
Tak kalah penting adalah sektor perumahan yang diperkirakan tumbuh seiring proyeksi populasi Balikpapan menjadi 2,72 juta jiwa pada 2042. Kebutuhan rumah diperkirakan mencapai 425 ribu unit.
Realisasi investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) juga menunjukkan tren positif, mencapai Rp 25,7 triliun pada 2024.
Sektor logam dasar, kimia-farmasi, pertambangan, transportasi, dan makanan menjadi penyumbang terbesar.
“Kami terus berinovasi dalam pelayanan publik. Ada Mal Pelayanan Publik, sistem digitalisasi perizinan, sampai pelaporan online. Semuanya untuk mendukung kemudahan berusaha,” kata Bagus.
Pada kesempatan itu, Bagus berharap kehadiran REI ini bisa menjadi momentum memperkuat sinergi antara pemerintah daerah dan pelaku usaha properti nasional demi percepatan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.
Ia menegaskan, bahwa Pemkot Balikpapan berkomitmen menjadikan kota ini ramah investasi. “Perizinan akan kami permudah. Kami beri karpet merah untuk investor yang serius,” tegasnya.