Baznas : Wilayah Delineasi IKN Akan Diprioritaskan Bebas Dari Kemiskinan Ekstrem 2025

oleh -530 Dilihat
oleh
Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Republik Indonesia Noor Achmad saat pembukaan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Baznas, di Istana Negara, Ibu Kota Nusantara (IKN)
banner 468x60

NUSANTARA – Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) akan menjadikan wilayah-wilayah delineasi Ibu Kota Nusantara (IKN) sebagai prioritas program-program pengentasan mustahik demi tercapainya target nol kemiskinan ekstrem pada 2025 mendatang.

Wilayah deliniasi IKN mencakup Kabupaten Kutai Kartanegara yang terdiri dari Kecamatan Loa Kulu, Loa Janan, Samboja, Sanga Sanga, Muara Jawa, dan salah satu Kecamatan yang baru saja dimekarkan pada Tahun 2020, yakni Samboja Barat.

banner 336x280

Adapun di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) meliputi Kecamatan Sepaku dan Kecamatan Penajam. Ketua Baznas Republik Indonesia Noor Achmad memastikan hal itu usai penutupan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Baznas di Balikpapan, Kalimantan Timur, Jumat (27/9/2024).

“Kami akan prioritaskan. Harapan kami para mustahik dengan kemiskinan ekstrem namun punya kemampuan di bidang peternakan, atau usaha kecil warung (UMKM), bisa memenuhi kebutuhannya masing-masing,” ujar Noor Achmad.

Untuk merealisasikan hal itu, Baznas akan meriset langsung sekaligus kurasi di lapangan sejauh mana pemberdayaan yang dibutuhkan para mustahik dengan kemiskinan ekstrem tersebut. Riset dan kurasi ini perlu dilakukan karena masing-masing wilayah delineasi IKN memilki spesifikasi kebutuhan berbeda.

“Misalnya terkait rantai pasokan atau supply chain. Itu seperti apa. Kami berikan program pemberdayaan peternakan ayam, akan berjalan bagus atau tidak. Itu harus dihitung betul,” imbuh Noor Achmad.

Pemberdayaan para mustahik dengan kemiskinan ekstrem ini sangat penting. Terlebih pembangunan di IKN memang demikian pesat dan diarahkan sebagai kota modern dan masa depan Indonesia.

Oleh karena itu, para mustahik ini jangan sampai tertinggal kemajuan IKN. Jika mereka tertinggal, akan sangat berdampak pada IKN secara keseluruhan. Noor Achmad menjelaskan, fakir miskin di seluruh Indonesia sebanyak 31 juta orang pada 2024, dan miskin esktrem 4,5 juta orang.

Dari total angka tersebut, Baznas akan mengambil porsi 1,8 juta mustahik dengan kemiskinan ekstrem. Termasuk yang berada di wilayah delineasi IKN.

“Itu bukan target yang terlalu berat, karena di seluruh Indonesia,” cetus Noor Achmad.

Untuk mendukung target tersebut agar terealisasi, Baznas akan menduplikasi program-program yang selama ini telah berjalan dengan baik untuk diterapkan di wilayah delineasi IKN. Misalnya saja program pengentasan rumah tidak layak huni (rutilahu) dengan penyaluran bantuan hingga mencapai Rp 25 juta per unit.

Hingga September 2024 ini, sebanyak 39.000 unit rutilahu telah direnovasi menjadi rumah layak huni. Kemudian, di bidang pendidikan, Baznas telah memberikan afirmasi berupa beasiswa kepada 55.000 siswa mulai dari tingkat Madrasah Ibtidaiyah atau SD hingga Jaami’atun atau perguruan tinggi. Selain itu, di bidang ekonomi, Baznas memberikan permodalan atau micro finance kepada UMKM dalam bentuk pinjaman tanpa bunga senilai Rp 5 juta hingga Rp 10 juta.

“Mereka terlebih dahulu dikurasi oleh tim kami. Sejauhmana kemampuan dan daya juangnya untuk berusahan dan mengembalikan pinjaman,” imbuh Noor Achmad.

Menurut Noor Achmad, selain pembiayaan, Baznas juga memberikan pendampingan dan menciptakan ekosistem bisnis agar para UMKM naik kelas.

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.