TENGGARONG – Setelah melewati proses panjang Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pilkada Kutai Kartanegara 2024 akibat putusan Mahkamah Konstitusi, data quick count yang dirilis oleh lembaga survei SC Taktika mengindikasikan hasil yang cukup tegas: pasangan nomor urut 1, Aulia Rahman Basri dan Rendi Solihin, unggul jauh dengan perolehan 56,74 persen suara.
PSU ini bukan sekadar pengulangan teknis, melainkan momen penentu dari kontestasi politik yang menyita energi publik sejak Pilkada November 2024. Dengan total data masuk 100 persen dari 400 TPS terpilih di seluruh wilayah Kukar, hasil quick count ini memberikan gambaran awal bahwa mayoritas pemilih tetap menjatuhkan pilihan pada pasangan yang sebelumnya juga memimpin perolehan suara.
Di posisi kedua, pasangan Dendi Suryadi – Alif Turiadi meraih 29 persen, sementara pasangan independen Awang Yacoub Luthman – Ahmad Zais hanya memperoleh 14,26 persen suara. Perbedaan ini menunjukkan preferensi pemilih yang cukup solid dan terfokus, meski PSU berlangsung di tengah kelelahan politik dan atmosfer yang lebih tenang dibandingkan pemilihan sebelumnya.
Quick count ini dilakukan dengan metodologi acak sistematis, mengambil sampel dari 400 TPS secara proporsional di seluruh kecamatan di Kukar. Pengambilan data dilakukan dengan presisi tinggi untuk menghasilkan potret akurat atas pilihan rakyat Kukar.
Setiap kecamatan diwakili secara proporsional, sehingga hasil ini mencerminkan situasi lapangan yang sesungguhnya. Tingkat kepercayaan quick count ini mencapai 95 persen dengan margin of error ±1 persen.
Pengumuman hasil penghitungan cepat berlangsung di sebuah kafe terbuka di Tenggarong, Sabtu (19/4/2025), dalam suasana informal namun tetap serius. Namun demikian, SC Taktika menekankan bahwa quick count hanya merupakan gambaran awal.
“Meski sangat akurat dan mendekati hasil riil, publik tetap diimbau untuk bersabar menanti pengumuman resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU), yang akan melakukan rekapitulasi manual sesuai prosedur perundang-undangan,” ujar Iqbal Themi, CEO SCL Taktika.
Kini, masyarakat Kutai Kartanegara menanti hasil resmi. Namun satu hal yang tak terbantahkan: suara mereka telah kembali bergema lewat bilik-bilik suara.
