MATARAM – Nama Misri Puspita Sari mendadak mencuat dalam kasus kematian tragis Brigadir Muhammad Nurhadi. Perempuan muda asal Jambi itu kini resmi ditetapkan sebagai salah satu tersangka oleh Polda Nusa Tenggara Barat (NTB), bersama dua perwira polisi, Kompol I Made Yogi Purusa Utama dan Ipda Haris Chandra.
Dua anggota Polri yang sebelumnya bertugas di Unit Propam Polda NTB tersebut telah diberhentikan dari kedinasan. Keduanya diduga terlibat langsung dalam insiden yang menyebabkan tewasnya Brigadir Nurhadi di sebuah vila di kawasan wisata Gili Trawangan, pada 16 April 2025 lalu.
Sementara itu, peran Misri masih terus digali oleh penyidik. Saat kejadian, Misri disebut berada di lokasi bersama seorang wanita lainnya bernama Melanie, yang hingga kini berstatus saksi. Keduanya menemani para tersangka dalam sebuah pesta pribadi yang digelar di Villa Tekek.
Kabid Humas Polda NTB Kombes Pol Mohammad Kholid menegaskan bahwa penyidikan lebih menitikberatkan pada alat bukti, bukan hanya keterangan tersangka. “Kami fokus pada pembuktian unsur-unsur pasal yang dikenakan,” ujarnya, Selasa (8/7/2025).
Dirreskrimum Polda NTB Kombes Pol Syarif Hidayat mengungkapkan, sebelum tenggelam di kolam, Brigadir Nurhadi sempat terlibat interaksi dengan Misri. “Ada dugaan korban sempat merayu tersangka wanita, dan hal itu dibenarkan oleh saksi yang ada di lokasi,” jelasnya.
Sosok Misri sendiri diketahui berasal dari latar belakang sederhana. Lulusan SMA yang disebut berprestasi ini adalah anak yatim, besar di lingkungan keluarga buruh dan penjual ikan. Kisah hidupnya yang dahulu tak banyak dikenal kini menjadi perhatian publik karena keterlibatannya dalam kasus besar ini.
Para tersangka dijerat dengan pasal berlapis, antara lain Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana, Pasal 351 tentang penganiayaan, serta Pasal 359 terkait kelalaian yang mengakibatkan kematian.
Penyelidikan masih berlanjut, dan publik menanti kelanjutan kasus yang menyeret nama-nama besar di tubuh kepolisian serta mengungkap sisi kelam pesta di balik tragedi ini.
